Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

CAP GO ME ; PULAU KEMARO

Cap Go Meh  melambangkan  hari kelima belas  (hanzi : 十五暝; pinyin : Shíwǔ míng) bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa  perayaan Imlek  bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harafiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”. Bila dipenggal per kata, Cap mempunyai arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh berarti malam.  Perayaan Cap Go Meh tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, juga ikut merayakan hari raya ini. Di negara China, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama  Festival Yuanxiao  atau  Festival Shangyuan.  Perayaan ini awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai yi. Dewa Thai yi sendiri dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M). Perayaan Cap Go Meh di tanah air kerap dilaksanakan di jalan raya dengan melakukan kirab Upacara ini dirayakan

Kisah cinta yang romatis dari Cina

Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia. Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad. Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia didalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya. Lima puluh tahun yang lalu Liu Guojiang, seorang pemuda 19 tahun jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin. Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan sahabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia diantara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah mempunyai beberapa orang anak. Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua. Untuk menghindari gosip murahan dan celaan dari

Festival Orang China

Budaya Tionghoa merupakan budaya yang paling kompleks dan sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia seiring dengan banyaknya orang China yang memilih untuk bermigrasi ke luar negeri. Budaya Tionghoa mencerminkan nilai luhur, kebiasaan dan bakti kepada leluhur. Meskipun budaya Tionghoa adalah salah satu kebudayaan yang paling tua di dunia, yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, tapi budaya Tionghoa mampu bertahan hingga saat ini. Berikut beberapa kebudayaan yang masih dibawa dan dilakukan hingga saat ini : Tampak pohon yang digantungi penuh dengan lampion berwarna merah 1.  Festival Musim Semi (Tahun Baru Imlek) Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa hingga kini dengan sangat meriah, dengan menggantung berbagai macam pernak-perniknya, seperti lampion merah, menempel  kertas merah bertuliskan ‘FU’ , menyiapkan  angpao , sampai pesta kembang api dan tarian naga serta barongsai . Awalnya Imlek merupakan hari raya yang berkaitan dengan pergantian musim,

sejarah 12 shio

Konon, pada zaman dahulu kala di China, Masyarakat saat itu tidak mengetahui bagaimana caranya untuk menghitung Tahun, bulan, hari dan Waktu. Oleh sebab itu, Masyarakat saat itu memohon dan berdoa kepada Kaisar Langit (Yu Huang Da Di [玉皇大帝]) untuk mengajarkan cara perhitungan tersebut. Kaisar Langit (Yu Huang Da Di) kemudian berpikir bahwa Binatang dan Manusia mempunyai hubungan yang sangat dekat. Jika menggunakan Nama Binatang sebagai Nama Tahun, maka Manusia akan mudah mengingatkannya. Tapi di Bumi terdapat banyak sekali jenis Binatang, bagaimana cara memilihnya? Kaisar Langit akhirnya memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan penyeberangan Sungai pada Hari Ulang Tahunnya. 12 Binatang yang berhasil menyeberang dan mencapai titik akhir perlombaan  lebih duluan akan ditetapkan sebagai panggilan nama tahun. Setelah pengumuman tersebut diumumkan, semua binatang di muka bumi ini ingin memenangkan perlombaan agar nama mereka terdaftar sebagai lambang nama tahun. Pada waktu itu