Langsung ke konten utama

Metode ilmiah; pengaruh suhu dan kelembapan terhadap ROTI

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati,  kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami selaku kelompok  dapat menyusun laporan penelitian metode ilmiah yang bertemakan Pengaruh Suhu dan Kelembapan Terhadap Roti.

Dalam laporan penelitian metode ilmiah yang kami susun ini, terdapat beberapa materi mengenai langkah langkah metode ilmiah secara umum dengan struktur yang sistematis, yang telah kami diskusikan bersama anggota kelompok yang lain.

Kami juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai referensi penyusunanan laporan penelitian ilmiah ini dalam pemanfaatan data dan fakta. Oleh karenanya dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1.      Guru mata diklat Ilmu Pengetahuan Alam, Ibu Magdalena Carolin yang telah membimbing dan memberi petunjuk kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
2.      Seluruh anggota kelompok yang dengan kerelaan hati menyempatkan waktunya untuk dihabiskan membuat makalah ini bersama-sama.
3.      Vernanda dan keluarga yang telah berbaik hati menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar kelompok bersama, walaupun kami berasal dari kelompok lain.
4.      Para blogger dan pengarang buku yang telah membantu kami dalam pencarian bahan atau materi.
5.      Pihak-pihak lain yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam pembuatan makalah ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi balasan yang berlipat ganda kepada Bapak/Ibu dan teman-teman serta pihak-pihak lain atas kebaikan yang telah membantu dan mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin, namun kami sebagai penyusun menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna. Untuk itu semua kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya bagi siswa-siswi SMK Xaverius Palembang.

Palembang, 20 November 2012
                                                                                                             
Penulis
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...... 1
DARFTAR ISI …………………………………………………………………………...…... 2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………......... 3
1.1  Latar Belakang Masalah.………………………………………………………...…. 3
1.2  Pembatasan Masalah ………………………………………………………………. 3
1.3  Rumusan Masalah ……………………………………………………………...….. 4
1.4  Tujuan Penelitian ………………………………………………………………...... 4
1.5  Manfaat Penelitian ……………………………………………………………...…. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………….. 5
2.1  Landasan Teori …………………………………………………………………….. 5
2.2  Kerangka Teori …………………………………………………………………......7
2.3  Kerangka Konsep ………………………………………………………………….10
2.4  Perumusan Hipotesis ………………………………………………………………10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….……………...…11
3.1  Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………...11
3.2  Variabel Penelitian …………………………………………………………...……11
3.3  Definisi Operasional Variabel ……………………………………………………..12
3.4  Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………………..….12
3.5  Metode Penelitian …………………………………………………………………12
3.6  Teknik Pengambilan Contoh ………………………………………..…………….12

BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………………….…. 13
          4.1 Analisis Data ……………………………………………………………………... 13
          4.2 Lampiran …………………………………………………………………….…… 16

BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………………………………………... 20
5.1  Kesimpulan ……………………………………………………………………….20
5.2  Saran ……………………………………………………………………………...20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….………………….21


BAB I
PENDAHULUAN

            Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penelitian

1.1  Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan pangan yang mudah sekali kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi lagi. Bahan pangan tersebut diantaranya adalah roti. Sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan seringkali dijadikan pengganti nasi, roti juga dianggap sebagai alternatif konsumsi karbohidrat yang rendah glukosa dan tidak menyebabkan terserangnya diabetes dini.

Oleh karena itu banyak sekali ibu rumah tangga atau masyarakat umum yang membeli roti dalam jumlah banyak yang diinginkan dapat dijadikan persediaan makanan di rumahnya. Akan tetapi ketahanan sebuah roti tidak bisa lebih dari sepekan atau bahkan tiga hari lamanya. Itu sebabnya penampilan roti cepat sekali berubah. Yang mulanya memiliki warna seputih susu, berubah menjadi berbintik hitam hingga ditumbuhi jamur. Karena penampilan roti berubah seekstrim itu, maka roti sudah tak layak konsumsi lagi.

Namun ada beberapa pihak yang tidak terlalu memperhatikan apa yang dimakannya, sehingga pada awal kadaluarsanya roti, mereka tidak mengetahui ciri ciri terjadinya pertumbuhan jamur pada roti yang sudah tak layak konsumsi lagi. Karena itu mereka seringkali memakan makanan yang malah mendatangkan banyak penyakit. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dan juga memprihatinkan.

Peristiwa ini merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Janganlah sampai dibiarkan terus menerus dan kian berlarut. Hingga pada akhirnya mendatangkan akibat yang menumpuk di kemudian hari. Oleh sebab itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba meneliti apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini dapat terjadi.

1.2  Pembatasan Masalah

Telah dijelaskan bahwa masalah yang kita angkat adalah mengenai umur simpan dari roti. Dan disebutkan pula bahwa penyebab dari berkurangnya umur simpan adalah kondisi roti pada saat dikemas. Roti yang dikemas pada suhu yang relatif tinggi akan mengurangi umur simpan, karena bahan yang masih panas akan mengeluarkan uap panas. Uap panas tersebut akan terperangkap dalam bahan pengemas, sehingga kondisi dari udara dalam kemasan juga lembab bahkan mungkin basah. Dengan kondisi demikian tentu akan memudahkan mikroba untuk merusak roti. Selain suhu mungkin juga waktu. Waktu yang terlalu lama akan menyebabkan masuknya bibit mikroba perusak roti, terutama kapang. Untuk penelitian kali ini hanya membatasi apakah ada pengaruh dari suhu roti pada saat pengemasan. Jadi kami hanya fokus untuk meneliti pada suhu yang bervariasi dan melakukan pengamatan pada umur simpan dari roti tersebut.

1.3  Perumusan Masalah

Rumusan masalah, antara lain:
  1. Apa yang terjadi pada roti kering;
A.    yang di simpan dalam kulkas?
B.     yang di simpan di tempat penyimpanan terbuka?
C.     yang di simpan dalam plastik?
  1. Apa yang terjadi pada roti basah;
a.       yang di simpan dalam kulkas?
b.      yang di simpan di tempat penyimpanan terbuka?
c.       yang di simpan dalam plastik?
  1. Adakah pengaruh suhu dan kelembapan udara terhadap roti?
  2. Apa solusi yang harus dilakukan saat penjamuran tengah berlangsung pada roti?

1.4  Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian, antara lain sebagai berikut:
  1. Mengetahui cara belajar dengan ilmu sains.
  2. Mengetahui cara melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang sistematis.
  3. Mengetahui informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
  4. Mengetahui ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.

1.5  Manfaat Penelitian

  1. Dapat melakukan pendekatan belajar dengan ilmu sains.
  2. Dapat melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang sistematis.
  3. Dapat memperoleh informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
  4. Dapat menentukan ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.
  5. Dapat membuat laporan penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Landasan Teori

Roti merupakan salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Sebagai contoh roti tawar ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan. Umumnya mereka memiliki roti karena roti dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi. Selain itu roti merupakan makanan instan yang siap saji (Rachel Ray, 2004).

Secara garis besar produk bakery bisa dikelompokkan menjadi kelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai struktur berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti (Anonim,2006).

Selain kedua kelompok bakery tersebut ada jenis lain yaitu cake, yang merupakan produk hasil pemanggangan yang dikembangkan dengan pengembang kimia. Sel-sel udara yang terbentuk dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama putih telur) yang menyebabkan udara terperangkapdalam adonan, serta adanya pembentukan gas dari bahan pengembang danterbentuk uap air pada waktu pemanggangan (Anonim, 2004).

Produk lain yang dibuat dari terigu adalah donat. Produk ini berbeda dengan produk-produk bakery lainnya karena pada tahap akhir proses pembuatannya tidak dipanggang, melainkan digoreng. Donat mengembangkarena ragi roti, juga akibat terbentuknya gas dari bahan pengembang dan uapair pada waktu penggorengan (Anonim5, 2009).

Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis dalah adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalahadonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan roti tawar (Anonim, 2000).

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya beli konsumen (Auinger-pfund, 1999).

Setiap bahan juga mempunyai karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat-sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal jenis bahan yang akan digunakan, fungsi dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan (Buckle, 1985).

2.2  Kerangka Teori

Roti terbuat dari bahan bahan berikut, anatara lain:
A.    Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum, jenis bahan baku yang paling ideal untuk pembuatan roti, tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung yang mempunyai kualitas baik, karena tepung terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah halus, tekstur lembut, volume besar serta mengandung protein paling tinggi yaitu berkisar antara 8%-14%. Didalam tepung terigu terdapat senyawa yang dinamakan gluten. Hal iniyang membedakan tepung terigu dengan tepung tepung lainnya (Anomi, 2007).

B.     Margarin

Margarin pada umumnya dibuat dari minyak nabati. Margarin merupakan emulsi yang terdiri atas lemak nabati, air dan garam dengan perbandingan (80:18:2). Margarin dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat-fisik margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna kuning,dan bersifat plastis. Komposisi gizi margarin adalah sekitar 80 persen. Merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal, (Mudjajanto, Eddy dan Noor, 2004).

C.     Ragi

Ragi roti adalah bahan penggembang pada adonan yaitu sebagaibahan tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue,menambah volume pada adonan, dan pada saat adonan dipanggang dapatlebih menggembang, jika bahan penggembang dicampurkan kedalamadonan maka akan terbentuk gas karbon dioksida, gas inilah yangkemudian terperangkap didalam gluten (komponen protein yang ada dalamtepung terigu) sehingga adonan menjadi menggembang karena gas yangdihasilkan semakin lama akan semakin banyak (Sultan, 1981).

D.    Gula

Gula adalah karbohidrat murni yang tidak tersusun atas nutrien lainnya seperti, lemak, protein, vitamin, dan mineral karena gula itu karbohidrat yang murni maka gula disebut sebagai kalori kosong. Gula pasir merupakan hasil dari batang tebu yang digiling dan diperas kemudian cairannya yang manis diolah menjadi gula, gula pasir atau sukrosa adalah disakarida yang tersusun dari satu gugus glukosa dan satu gugus fruktosa(Tiench Tirtowinata, 2006).

E.     Air

Air merupakan komponen penting dalam bahan baku pembuatan rotibakery, karena air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa makanan, kandungan air dalam bahan makanan roti ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan, kandungan air padaproduk roti di tentukan pada saat penggolahan dimulai penggadonan, air sangat menentukan pada pengolahan makanan roti, tanpa air pengolahan makanan tidak dapat berlangsung, air juga di gunakan sebagai ingerdient makanan olahan (Auinger Pfund, 1999).

F.      Telur

Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi. Untuk dunia kuliner, telur berfungsi sebagai pengembang adonan, membentuk warna, perbaikan rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai penambah aroma dan zat gizi. Jika telur tidak digunakan dalam adonan maka adonan harus ditambahkan cairan walaupun hasilnya kurang lunak. Roti yang lunak dapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih banyak. Kuning telur banyak mengandung lesitin (emulsifier). Bentuknya padat, tetapi kadar air sekitar 50%. Sementara putih telur, kadar air 86%. Putih telur mempunyai sifat creaming yang lebih baik dibandingkan kuning telur. Telur adalah suatu bahan makanan sumber zat protein hewani yang bernilai gizi tinggi. Fungsi telur dalam penyelenggaraan gizi adalahsebagai pengental, perekat atau pengikat (Tarwotjo Soejoeti, 1998).

G.    Susu

Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakery yaitu untuk memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosadan kalsium, memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan gula), digunakan untuk mengoles permukaan roti,memperkuat gluten karena kandungan kalsium, menghasilkan kulit yangenak dan crispy serta bau aromatic smell (Subarna, 2002).

2.3  Kerangka Konsep.

Roti merupakan produk pangan yang mudah rusak. Terutama karena adanya kapang yang mampu tumbuh pada suhu rendah. Untuk itu dibuat bagaimana agar umur simpan dari roti dapat bertahan lebih lama. Umur simpan roti rata-rata adalah berkisar antara 2-3 hari (tanpa pengawet dan kondisi penyimpanan benar).

Agar roti bisa bertahan lebih lama maka proses pembuatannya juga harus benar dan higienis. Terutama pada saat pengemasan. Pengemasan yang benar akan membuat daya simpan roti lebih lama. Roti yang dikemas pada saat kondisi masih panas akan menimbulkan titik-titik air pada bahan pengemas sehingga akan mempengaruhi kelembaban yang secara otomatis umur simpan pun bekurang. Tetapi bila terlalu lama di luar maka akan menyebabkan roti mudah terserang jamur ataupun kapang.

2.4  Perumusan Hipotesis

Diduga ada perbedaan antara roti yang dikemas pada suhu 40 C ; 38 C ; 36 C : dan 34 C.

  1. Yang terjadi pada roti kering;
a.       yang di simpan dalam kulkas adalah pertumbuhan jamur amat sangat lambat
b.      yang di simpan di tempat penyimpanan terbuka adalah pertumbuhan jamur lambat
c.       yang di simpan dalam plastik adalah lebih lambat daripada penyimpanan terbuka
  1. Yang terjadi pada roti basah;
a.       yang di simpan dalam kulkas adalah lambat
b.   yang di simpan di tempat penyimpanan terbuka ada;ah sangat cepat
c.   yang di simpan dalam plastik adalah agak lebih lambat
  1. Ada pengaruh suhu dan kelembapan udara terhadap roti
  2. Solusi yang harus dilakukan saat penjamuran tengah berlangsung pada roti adalah menyimpannya di kulkas atau di dalam plastik

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan yaitu data utama. Data utama adalah data berupa umur simpan dari roti tersebut (tumbuhnya jamur/ kapang).

Alat:
  1. Piring plastik berwarna pink dan biru sebanyak 4 buah.
  2. Kulkas
  3. 2 lembar plastik

Bahan:
  1. 6lembar roti
  2. Air

Langkah Kerja:
  1. Ambil 4 piring plastik (3biru, 3pink).
  2. Buatlah 6 potongan kertas lalu tulis angka 1(1a, 1b, 1c) dan angka 2 (2a, 2b, 2c).
  3. Bagikan roti ke 4 piring plastik dan taruh 2 roti ke dalam plastik.
  4. Taruh pula potongan kertas itu ke masing masing tempat roti.
  5. Letakkan angka 1 ke piring berwarna biru dan 1 roti dalam plastik.
  6. Letakkan angka 2 ke piring berwarna pink dan 1 roti dalam plastik.
  7. Beri sedikit air untuk roti yang diberi angka 2.
  8. Lalu tempatkan roti berlabel a (1a, 2a) ke dalam kulkas.
  9. Tempatkan roti berlabel b (1b, 2b) ke tempat penyimpanan terbuka.
  10. Tempatkan roti berlabel c (1c, 2c) atau roti di dalam plastik ke tempat penyimpanan terbuka.
  11. Kemudian amatilah perubahan pada roti per harinya.
  12. Catat perubahan yang diperlukan.

3.2  Variabel Penelitian

            Di udara terbuka, hari demi hari roti yang disimpan di ruang terbuka akan mengalami perubahan. Yaitu permukaan roti akan berubah menjadi berjamur, bau, dan tekstur roti berubah menjadi lebih keras. Dan menjadi lebih lembut dan berair bila pada awalnya roti diberi sedikit air hingga menjadi lembab. Sedangkan roti yang disimpan di kulkas dapat bertahan lebih lama. Lalu roti yang dibungkus dengan plastik mengalami perubahan serupa namun tidak sepesat pada roti yang disimpan di ruang terbuka.

Setelah itu, kita menentukan variabel yang terdapat di dalamnya, yaitu:
1.      Variabel bebas
Suhu merupakan variabel manipulasi/ bebas/ independen karena suhu dapat mempengaruhi roti di tempat penyimpanannya. Di dalam penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh suhu terhadap roti di tempat penyimpanannya, kita dapat memanipulasi tekanan suhu yang membuat roti tersebutberjamur.

2.      Variabel terikat
Roti merupakan variabel terikat/ dependen karena perubahannya dipengaruhi oleh suhu atau tekanan udara yang merupakan variabel manipulasi.
3.      Variabel kontrol
Air merupakan variabel kontrol karena digunakan untuk memberikan kelembapan kepada sebagian roti yang bertujuan sebagai pembanding dalam penelitian.

3.3  Definisi Operasional Variabel

1.      Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

2.      Roti
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam,minyakmentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas rapi dalam plastik.

3.      Air
Pengertian air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Air juga diperlukan diperlukan dalam kehidupan manusia , hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. Jika disekitar anda terdapat air yang berbau, berasa atau berwarna, kemungkinan itu adalah air yang telah tercampur dengan zat lainnya. Pengertian air menurut ilmu kimia mungkin disamakan dengan H2O.

3.4  Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah Pupu Juniar selaku anggota kelompok untuk meneliti apakah ada pengaruh suhu dan kelembapan terhadap roti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 November – 22 November 2012.

3.5  Metode Penelitian

Pertama adalah dilakukan pengujian awal yang bertujuan untuk sebagai data awal. Pertama dilakukan pengujian tentang tekstur dan kenampakan roti tersebut.
Penelitian berikutnya adalah dengan cara memperhatikan suhu dari roti pada proses penjamuran.

3.6  Tekhnik Pengambilan Contoh
Bahan-bahan penelitian dipilih dengan criteria mutu yang sesuai dengan standar.  Pengambilan contoh yang akan diuji akan diambil secara acak sehingga akan mendapatkan hasil yang mewakili dari setiap perlakuan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1  Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Teknik analisa data secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui kecenderungan dari setiap perubahan yang dapat dilihat melalui nilai rata-rata yang disajikan dalam bentuk tabel.

1.      Hari pertama:
Roti terlihat bersih, memiliki bau susu dan margarine yang khas. Tekstur masih lembut dan sedikit lembab pada roti yang diberi sedikit air

Tabel Hari Pertama:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Tetap
Bau
Wangi
Jamur
Tidak ada
Warna
Bersih
Tekstur
Lembut

2.      Hari kedua:
Roti masih terlihat bersih, masih berbau susu dan margarine, tekstur agak sedikit mengeras dan agak berair pada roti yang diberi sedikit air.

Tabel Hari Kedua:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Tetap
Bau
Wangi
Jamur
Tidak ada
Warna
Bersih
Tekstur
Mengeras

3.      Hari ketiga:
Roti terlihat berubah warna menjadi sedikit lebih gelap, bau susu sudah tidak lagi tercium karena tergantikan bau apak dan asam pada roti yang lembab.

Tabel Hari Ketiga:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Tetap
Bau
Tidak ada
Jamur
Tidak ada
Warna
Berubah
Tekstur
Mengeras

4.      Hari keempat:
Roti terlihat semakin berubah warna, muncul kapang atau jamur kecil yang timbul dimana mana, bau roti pun tercium sangat asam, bentuk roti pun mengecil dari ukuran semula.

Tabel Hari Keempat:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Mengecil
Bau
Apak
Jamur
Ada
Warna
Gelap
Tekstur
Bantat

5.      Hari kelima:
Roti terlihat berubah warna menjadi sedikit lebih oranye, jamur mulai menyebar ke seluruh permukaan roti, bau asam yang menyengat menarik lalat untuk hinggap diatasnya, air yang berada pada roti berlabelkan angka 2 berubah warna menjadi seputih susu, bentuk roti pun kian mengecil.

Tabel Hari Kelima:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Mengecil
Bau
Asam
Jamur
¼ bagian
Warna
Oranye
Tekstur
Berair

6.      Hari keenam:
Roti terlihat semakin berwarna gelap, jumlah lalat yang hinggap pada roti pun bertambah jumlahnya, ukuran roti kian mengecil, jamur yang tumbuh pun telah menutupi ¼ wilayah permukaan roti, dan roti yang lembab pun agak berlubang pada bagian tengahnya.

Tabel Hari Keenam:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Berlubang
Bau
Asam
Jamur
2/4 bagian
Warna
Oranye
Tekstur
Berair

7.      Hari ketujuh:
Roti terlihat berlubang dimana-mana, bau asam semakin menyengat, lalat banyak berterbangan disekitar roti, ukuran roti kian mengecil.

Tabel Hari Ketujuh:

Deskripsi
Keterangan
Bentuk
Berlubang
Bau
Asam
Jamur
¾ bagian
Warna
Kehitaman
Tekstur
Berair

Tabel kesimpulan hasil penelitian pengaruh suhu dan kelembapan terhadap roti:

Deskripsi
Hari ke1
Hari ke2
Hari ke3
Hari ke4
Hari ke5
Hari ke6
Hari ke7
Bentuk
Tetap
Tetap
Tetap
Mengecil
Mengecil
Berlubang
Berlubang
Bau
Wangi
Wangi
Tidak ada
Apak
Asam
Asam
Asam
Jamur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
¼ bagian
2/4 bagian
¾ bagian
Warna
Bersih
Bersih
Berubah
Gelap
Oranye
Oranye
Kehitaman
Tekstur
Lembut
Mengeras
Mengeras
Bantat
Berair
Berair
Berair

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

Roti yang disimpan pada kulkas akan lebih tahan lama. Sedangkan penyimpanan roti pada tempat penyimpanan yang terbuka, umur roti tidak akan terlalu bertahan lama. Roti akan bertahan lama jika roti disimpan dalam plastik.

Apabila roti yang disimpan tidak dalam keadaan kering atau lembab, maka roti akan lebih cepat berjamur dan tidak layak konsumsi lagi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Namun proses penjamuran akn terjadi lebih lamban apabila roti yang lembab disimpan dalam kulkas. Akan tetapi roti tersebut tetap tidak layak konsumsi, karena air yang membuat roti lembab membuat rasa pada roti cepat berubah menjadi apak kemudian asam.

5.2  Saran

Berkenaan dengan cepatnya umur roti berakhir, sedangkan roti adalah alternatif pemenuhan karbohidrat selain nasi, maka diperlukan untuk mengetahui cara mencegah penjamuran pada roti berlangsung secepat biasanya dan mengetahui ciri-ciri pembusukan roti.

Ketahuilah bahwa ciri-ciri roti yang layak konsumsi adalah sebagai berikut:
  • Memiliki bentuk yang ideal
  • Memiliki warna yang bersih seputih susu
  • Berbau seperti campuran susu dan margarin
  • Memiliki tekstur yang lembut dan tidak keras
  • Tidak berjamur pada permukaan roti
  • Tidak berbau apa atau asam

Berikut adalah cara mencegah penjamuran pada roti:
  • Simpan roti dalam kulkas atau lemari pendingin
  • Jika ingin umur roti lebih lama lagi, letakkan roti di dalam plastik atau wadah tertutup yang lain
  • Simpan roti dalam keadaan kering, tidak basah dan tidak lembab
  • Belilah roti yang baru keluar dari oven

Berikut adalah saran apabila roti telah berjamur, antara lain:
  • Jangan membeli roti tersebut
  • Jangan mencoba mengolah lagi roti yang sudah tidak layak konsumsi kemudian dimakan lagi
  • Membuang roti tersebut

DAFTAR PUSTAKA








SUMBER:
http://pupujuniar.blogspot.co.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat daftar persediaan barang dagangan pada MYOB

Pertama yang harus ada adalah data tentang barang dagang yang akan dijual. Barang dagang harus dibuat menurut kode-kode supaya lebih terkelompok, selain itu kode-kode barang digunakan sebagai kunci untuk mengelompokkan barang tersebut. Penamaan kode barang terserah menurut anda sendiri, tetapi tentu yang mudah dipahami, misalnya kode  P01  untuk barang  “Kulkas” ,  p02  untuk  “AC” ,  p03  untuk “Televisi” , dan lain-lain. Selain itu dalam barang ada harga jual dan harga beli. Harga jual tentunya lebih besar dari harga beli.Berikut contoh untuk persediaan barang dagang. Data barang untuk harga jual Item Number P01 P02 P03 Name TV 21” TV24” TV 29” Satuan Unit Unit Unit Pers. Minimum 3 3 3 Harga Jual 900.000 1.200.000 2.000.000 Data barang untuk harga beli Item Number P01 P02 P03 Name TV 21” TV 24” TV 29” Quantity/Counted 20 25 30 Harga Beli 700.000 1.000.000 1.600.000 Langkah untuk input  persediaan barang dagang unt...

Metode ilmiah ; Pengaruh cahaya terhadap tumbuhan tomat

PENGARUH CAHAYA TERHADAP TUMBUHAN TOMAT KATA PENGANTAR Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai ‘Pengaruh Cahaya Terhadap Tomat ’ dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh pelajar dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup dan dapat juga dijadikan panduan dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan . Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman - teman kelompok yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dalam mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup . Tulang Bawang,     Nopember 2013 Penulis DAFTAR ISI Judul ..................................................................................................