Budaya Tionghoa merupakan budaya yang paling kompleks dan sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia seiring dengan banyaknya orang China yang memilih untuk bermigrasi ke luar negeri. Budaya Tionghoa mencerminkan nilai luhur, kebiasaan dan bakti kepada leluhur. Meskipun budaya Tionghoa adalah salah satu kebudayaan yang paling tua di dunia, yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, tapi budaya Tionghoa mampu bertahan hingga saat ini. Berikut beberapa kebudayaan yang masih dibawa dan dilakukan hingga saat ini :
1. Festival Musim Semi (Tahun Baru Imlek)
Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa hingga kini dengan sangat meriah, dengan menggantung berbagai macam pernak-perniknya, seperti lampion merah, menempel kertas merah bertuliskan ‘FU’, menyiapkan angpao, sampai pesta kembang api dan tarian naga sertabarongsai. Awalnya Imlek merupakan hari raya yang berkaitan dengan pergantian musim, yakni dari musim dingin ke musim semi. Karena musim semi dihitung sebagai musim pertama dari 4 musim yang ada, maka berdasarkan penanggalan Imlek, hari pertama mulainya musim semi merupakan hari pertama penanggalan tahunan. Berikut informasi selengkapnya mengenai Tahun Baru Imlek.
2. Festival Yuan Xiao (Cap Go Meh)
Festival Yuan Xiao atau biasa dikenal dengan perayaan Cap Go Meh jatuh setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek. Sama hal nya dengan perayaan Imlek diatas, perayaan Cap Go Meh ini juga dirayakan dengan sangat meriah di beberapa negara yang tersebar di berbagai belahan dunia. Umumnya yang ada dalam Festival Cap Go Meh ini adalah disajikan pertunjukan tarian barongsai, naga (liong), atraksi beladiri wushu, pergelaran alat musik tradisional China, pertunjukan tarian khas negeri Tiongkok, dan sebagainya.
Bahkan di Indonesia, festival Cap Go Meh ini dilakukan upacara kirab atau turun ke jalan raya dengan menggotong Kio/usungan yang diisi/dimuat arca para Dewa. Bahkan, di beberapa kota di tanah air, seperti di daerah Jakarta dan di Manado, ada atraksi ‘lok thung’ atau ‘thang sin’, dimana ada seseorang yang menjadi medium perantara, dimana biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan/badannya dengan sabetan pedang dsb, dan dipercaya telah dirasuki roh Dewa/i untuk memberikan berkat bagi umatNya. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Cap Go Meh.
3. Festival Qing Ming (Ceng Beng)
Festival Qing Ming adalah hari di mana masyarakat Tionghoa melakukan ziarah ke kuburan leluhurnya (orang tua, sanak family) sekalian membersihkannya dan bersembahyang di makam sambil membawa buah-buahan, kue, makanan, serta karangan bunga. Hari Ceng Beng biasanya jatuh pada tanggal 5 April kalender Masehi. Kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk penghormatan (mengenang) kepada leluhur atau keluarga yang telah meninggal. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Ceng Beng.
4. Festival Duan Wu
Festival Duan Wu sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Hingga saat ini, ada 2 kegiatan yang terus dilakukan masyarakat Tionghoa, yakni makan Bak Chang dan perlombaan perahu naga. Salah satu asal usul dari festival Duan Wu ini adalah untuk mengenang patriot Qu Yuan yang mati bunuh diri dengan terjun ke sungai karena kecintaan dan kesetiaannya pada negara/dinasti Chu. Festival ini dilangsungkan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.
5. Festival Qi Xi
Festival Qi Xi atau biasa disebut dengan merupakan festival Qi Qiao yang romantis dalam tradisi dan kebudayaan Tionghoa. Bahkan festival ini dikatakan sebagai hari valentine nya orang Tionghoa. Festival Qi Xi ini memperingati kisah romantis antara pria penggembala Niu Lang dan Zhi Nu si gadis penenun yang menurut cerita hanya dapat bertemu sekali dalam setahun. Festival ini jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek. Pada Malam Festival Qi Xi, gadis-gadis muda melakukan permohonan dan doa agar dapat meningkatkan keterampilan seni mereka dan juga memohon supaya mendapatkan suami yang setia dan baik serta mencintainya.
6. Festival Musim Gugur (Tiong Ciu)
Festival musim gugur atau biasa disebut dengan Tiong Ciu Pia (makan kue pia), merupakan hari raya panen. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Festival musim gugur dimulai sekitar zaman dinasti Xia dan Sheng (2000-1600 SM). Pada dinasti Zhou, rakyat merayakan dengan memuja bulan. Pada dinasti Tang, tradisi itu lebih jelas dan merakyat. Pada dinasti Song selatan (1127-1279 M), orang mulai mengirimkan kue bulan yang bergambar kelinci kepada rekan dan family sebagai simbol keutuhan keluarga.
Pada malam hari mereka berjalan-jalan bersama keluar rumah dan mengunjungi tepi danau menikmati rembulan. Pada dinasti Ming dan Qing, tradisi ini menjadi lebih populer. Muncul beberapa kebiasaan seperti menanam pohon musim gugur, menyalakan lentera dan tari naga. Tradisi yang paling utama yang sampai sekarang masih ada adalah berkumpul bersama keluarga untuk menikmati bulan sambil menikmati penganan khas kue bulan sambil meminum arak (minuman keras khas negeri Tiongkok) atau teh. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Tiong Ciu Pia.
7. Festival Chong Yang
Festival Chong Yang jatuh setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek. Festival Chong Yang yang memiliki arti Panjang umur ini juga dirayakan sebagai Hari Lansia (Lanjut Usia) oleh Warga Tionghoa. ‘Chong Yang’ artinya nomor ‘Yang’ yang double, menurut kitab I Ching, angka sembilan memiliki sifat ‘Yang’. Sembilan juga merupakan angka tertinggi dari angka-angka yang lainnya, dan mempunyai bunyi yang sama dengan ‘Jiu-Jiu’ yang artinya ‘lama-lama’, jadi sering diartikan sebagai panjang umur.Festival Chong Yang yang paling ramai diselenggarakan di Hong Kong dan daratan China. Pada festival Chong Yang, orang sering berkumpul untuk berpesta bersama, menikmati bunga krisan, mendaki gunung dan makan kue spesial. Festival ini juga dikenal dengan istilah ‘double nine Festival’. Di Indonesia sendiri, Festival ini belum ada.
8. Festival Musim Dingin (Dong Zhi)
Festival Musim Dingin jatuh setiap tanggal 22 Desember kalender masehi. Pada festival ini biasanya orang akan membuat kue onde dan memakannya bersama keluarga. Asal usul festival ini dapat ditelusuri kembali ke filsafat Tao ‘Yin dan Yang’ sebagai keseimbangan dan harmoni dalam alam semesta. Festival ini mulai dirayakan pada zaman dinasti Han (206-220 SM). Pada zaman sekarang ini festival musim dingin dirayakan dengan sangat meriah seperti di Harbin. Bahkan kota yang terletak di paling utara China ini menjadi salah satu dari tempat-tempat yang menyelenggarakan festival es dan salju di dunia.
Secara turun-temurun, festival ini menjadi saat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga dengan satu kegiatan utama yang dilakukan (terutama bagi keluarga-keluarga di Tiongkok selatan dan perantauan), yaitu membuat dan menikmati TangYuan, orang Indonesia menyebutnya wedang ronde) yaitu hidangan berbentuk bola-bola dari beras ketan yang melambangkan persatuan. TangYuan dibuat dengan warna-warna yang cerah, masing-masing anggota keluarga mendapat setidaknya satu bola TangYuan berukuran besar disamping beberapa lainnya yang berukuran kecil. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Dong Zhi.
Sumber: http://www.tionghoa.info/
9. Ghost Festival / Ghost Month / Festival Hantu / Bulan Hantu
Festival ini dirayakan oleh orang Cina, karena konon, pada tanggal 15 bulan 7 dalam penganggalan Cina, pintu neraka dibuka sehingga tidak ada pembatas antara dunia arwah dan dunia manusia. Jadi, setan bebas berkeliaran di sekitar dunia manusia.
Menurut legenda Taiwan (Republic of China) :Pada bulan itu setan setan itu mengelilingi dan mengepung Pulau kecil Formosa (Taiwan), di bulan itu janganlah engkau membuatnya marah, dan menyebutnya dengan panggilan “setan”, panggilah dia “saudara yang baik” agar dia tak membahayakanmu. Jauhilah semua aktifitas di luar rumah dan jauhi air, jangan menggunakan pakaian berwarna hitam, dan jangan menggantungkan bajumu di malam hari, atau baju itu akan dimainkan hantu itu.
Waktu periode itu, kalo agan ke Singapore / Taiwan / Cina (Atau negara mayoritas etnis Cina lainnya), pasti pada pagi pagi akan banyak asep debu bertebaran, karena orang orang sedang membakar dan memberikan “sajian” agar tidak diganggu oleh “hantu hantu yang berkeliaran itu”. Konon katanya Festival ini juga disebut sebagai Festival “Hantu Lapar”, karena Arwah-arwah yang tidak didoakan keluarganya umumnya keluar turun ke bumi, sehingga jangan bingung kalau di jalan jalan depan rumah/toko dipasang meja, dan diatas meja itu penuh dengan makanan enak dan menggugah selera, tetapi ditusukkan dupa. Kalau ente melihat itu, jangan pernah pegang makanan itu ! Itu adalah sajenan yang diberikan masyarakat setempat untuk “Hantu Hantu” yang kelayapan itu.
Orang berdoa menggunakan dupa, agar mendapat perlindungan dan tidak diganggu.
Ada yang aneh di foto atas ? Ya. Kursi depannya kosong semua dan ditaruh lilin. Pada bulan hantu ini umumnya kalau ada pertunjukkan/show kursi kursi paling depan dikosongin, dan di “reserve” untuk “hantu hantu” jika pengen nonton. Jangan pernah duduk disitu, atau agan akan ngerasain akibatnya.
Waaah makan enak apa ini ? Don’t touch it !!!!!
Don’t touch it !!
Foto foto diatas adalah berbagai macam sajian yang diberikan sewaktu perayaan festival ini. Makanannya diganti setiap hari, dan umumnya setelah 1 hari berlalu, makanan itu dibuang.
10. Buddha’s Birthday / Waisak / Ulang Tahun Buddha
Festival ini umumnya ane nggak bisa comment banyak. Umumnya festival ini dirayakan dengan parade besar besaran dan mewah, untuk memperingati hari lahirnya Pangeran Siddharta Gautama sang Buddha. Selain di Cina, festival ini juga dirayai di Korea (Dulu juga Jepang merayainya). Mari kita lihat kemewahan dan kekerenan parade ini !
Anak yang berbakti berdoa
Sumber:
http://www.kaskus.co.id/
Komentar
Posting Komentar