Jepang adalah negara yang terobsesi dengan robot. Lebih tepatnya lagi, Anda mungkin menganggap bahwa Jepang terobsesi untuk membuat model robot yang mirip dengan diri mereka. Banyak robot ciptaan negara ini yang memiliki tangan, kaki, dan wajah layaknya manusia. Persamaan lain robot Jepang dengan manusia? Mereka membantu manusia dalam bentuk apapun, baik hanya sebagai pendamping atau bahkan teman ngobrol.
Perusahaan telekomunikasi Jepang Softbank baru-baru ini menampilkan Pepper, sebuah robot manusia yang akan mulai dijual di bulan Februari tahun depan. Robot ini memang belum bisa melakukan segala hal layaknya sebuah pembantu otomatis – tapi paling tidak robot ini tetap menuai perbincangan masa depan robot yang bisa melakukan banyak hal, selain hanya menyapu lantai. Fitur paling mengagumkan dari Pepper adalah kemampuannya membaca dan bereaksi pada emosi manusia. Tapi apakah kemampuan robot tersebut bercakap akan membantu manusia – mengingat pelanggan pada dasarnya berbicara pada sebuah mainan seharga USD 2.000 (sekitar Rp 23,9 juta)?
Meskipun pengaruh Pepper pada dunia robot dan teknologi konsumen masih belum diketahui, dan ide bahwa robot sebagai pendamping masih sangat baru, Jepang sendiri sudah membuat robot manusia selama beberapa tahun. Di bawah ini, kami merangkum lima contoh robot manusia yang didesain untuk berinteraksi dengan manusia.
Otonaroid dan Kodomoroid
Minggu lalu, National Museum of Emerging Science and Innovation di Jepang menjadi tuan rumah dari dua robot pendamping yang menggebrak dalam hal kemiripannya dengan manusia – tapi karena saking miripnya dengan manusia robot ini malah terlihat menyeramkan. Ketika Otonaroid (gabungan kata dari “orang dewasa” dalam bahasa Jepang dan “android”) pertama kali muncul di berita pagi, mungkin akan ada orang yang melihat setengah lehernya yang terbuka dan mengira bahwa mereka sedang melihat seseorang dengan luka bakar atau korban operasi plastik yang gagal. Robot ini, yang menyerupai wanita berusia sekitar 30 tahun, akan menyambut tamu museum dan dikatakan akan bisa melakukan percakapan dasar.
Kodomoroid (gabungan kata “anak-anak” dalam bahasa Jepang dan “android”) menyerupai seorang gadis kecil yang bisa membaca berita dan tweet dalam berbagai macam bahasa (dan bahkan dengan suara laki-laki, jika Anda ingin). Kedua robot ini bisa berkedip, mengangguk, dan memiliki berbagai macam ekspresi wajah. Pengunjung juga bisa mengendalikan robot tersebut dan menyuruh mereka untuk berbicara dan menggerakkan tangan mereka. Sayangnya, kedua robot ini tidak bisa berjalan.
Kedua robot ini diciptakan oleh Hiroshi Ishiguro, seorang profesor robotik manusia di Osaka University.
Telenoid
Telenoid adalah kreasi Ishiguro lainnya. Tapi, robot kali ini disebutnya memiliki pendekatan “minimalis”. Robot ini didesain agar bisa membuat komunikasi jarak jauh lebih “manusia” dari sekedar mengirim pesan teks atau video dengan cara berperan sebagai penghubung interaktif – tapi ini mungkin akan membuat orang takut ketimbang merasa nyaman.
Dengan sebuah laptop, sistem kendali Telenoid memungkinkan robot ini menangkap suara ekspresi wajah, dan gerakan kepala pengguna. Ishiguro yakin bahwa memegang, atau bahkan memeluk robot ini bisa menciptakan percakapan yang lebih hangat daripada Skype.
Jika Anda tertarik membeli robot dengan penampilan paling aneh ini, bersiaplah untuk terkejut: versi lengkap dari Telenoid dijual dengan harga sekitar USD 30.000 (sekitar Rp 358 juta), sementara versi dasarnya dijual dengan harga USD 7.000 (sekitar Rp 83 juta).
Kirobo
Dibuat berkat kerja sama antara University of Tokyo, Toyota, Robo Garage, dan agen periklanan Dentsu, Kirobo adalah robot juru bicara berukuran mungil untuk Japan’s Aerospace Exploration Agency (JAXA). Robot manusia berukuran 34cm yang tampak seperti robot di komik-komik Jepang ini menjadi robot pertama yang melakukan percakapan di luar angkasa.
Agustus lalu, Kirobo terbang ke International Space Station untuk melakukan percakapan di luar angkasa dengan astronot JAXA Koichi Wakata. Kirobo bisa membedakan suara dan melakukan percakapan dasar dalam waktu lama – tapi Anda tidak bisa mengharapkan banyak originalitas. Kata-kata pertamanya di luar angkasa? “[Hari ini], sebuah robot mengambil satu langkah kecil menuju masa depan yang lebih baik untuk kita semua.”
Chapit
Jauh sebelum Pepper, perusahaan Jepang Raytron sudah menawarkan robot otomisasi rumah yang bisa melakukan percakapan sederhana bernamaChapit. Diluncurkan tahun 2007, Chapit memungkinkan penggunanya mengendalikan perangkat seperti TV dan AC melalui perintah suara. Robot ini sudah dilengkapi dengan sedikit kosakata sejumlah 100 kata, tapi bisa mempelajari sampai 10.000 kata. Tampak lebih mirip dengan monyet yang lucu daripada manusia, Chapit juga bisa mengenali apakah lawan bicaranya adalah laki-laki, perempuan, atau anak-anak.
Meskipun sudah tampak kuno jika dibandingkan dengan Pepper, Chapit bisa Anda miliki dengan harga yang sama, yaitu USD 2.000
Sumber :
https://id.techinasia.com/
Komentar
Posting Komentar